Aqidah :
TABARRUK
oleh : Izzudin Karimi
Tabarruk artinya mencari berkah, tabarruk dengan sesuatu berarti menjadikannya sebagai sarana untuk mencari berkah. Satu prinsip yang tidak disangsikan bahwa keberkahan dan kebaikan ada di tangan Allah Ta'ala semata, Allah Ta'ala mengkhususkan sebagian makhlukNya dengan karunia dan keberkahan.
Asal berkah adalah penambahan dan pertumbuhan, kebaikan yang bertambah dan tumbuh disebut dengan berkah. Dalam al-Qur`an kata berkah atau barakah hadir dengan beberapa makna, di antaranya: kelanggengan kebaikan, banyak dan bertambahnya kebaikan serta kelangsungannya.
Perkara-perkara yang berkah
1- Al-Qur`an al-Karim
Kitab ini adalah kitab yang mubarak, Allah Ta'ala menyatakannya demikian di beberapa ayat al-Qur`an, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (Shaad: 29). Mubarak artinya banyak berkah dan banyak kebaikan, hal itu karena ia mengandung kebaikan dunia dan akhirat, mencari berkah dari al-Qur`an dengan membacanya, memahaminya dan selanjutnya membenarkan atau melaksanakannya.
2- Rasulullah saw
Allah Ta'ala menjadikan Rasulullah saw pebuh berkah. Berkah beliau terbagi menjadi dua:
A- Berkah maknawi, hal ini melalui risalah beliau di dunia dan akhirat bagi siapa yang mengikuti beliau, karena Allah Ta'ala mengutus beliau sebagai rahmat bagi alam semesta, dengan beliau Allah Ta'ala mengentaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya, kepada beliau Allah menurunkan agama yang lurus namun mudah.
B- Berkah nyata, hal ini terbagi menjadi dua bentuk: Pertama, berkah dalam bentuk mukjizat yang menakjubkan yang menunjukkan kebenaran beliau. Kedua, berkah pada diri beliau dan bekas-bekas beliau semasa hidupmnya.
Mengambil berkah kepada diri Nabi saw hanya berlaku ketika beliau masih hidup dan khusus untuk beliau semata, selain Nabi saw tidak disamakan dengan Nabi saw dalam perkara ini, hal ini ditunjukkan oleh para sahabat yang tidak melakukan apa yang mereka lakukan kepada Nabi saw terhadap selain Nabi saw seperti Abu Bakar dan Umar.
3- Tempat dan waktu berkah
Seperti tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Adapun zaman maka ia seperti bulan Ramadhan, malam lailatul qadar, hari Senin dan Kamis, sepuluh pertama Dzul Hijjah, hari Jum’at, sepertiga malam yang akhir dan lainnya.
Satu hal yang patut diperhatikan adalah bahwa keberkahan dari semua itu hanya dicari dengan cara-cara yang syar'i, cara-cara yang dituntunkan oleh Rasulullah saw.
Benda-benda berkah
Seperti air Zam-zam, air hujan karena dengan hujan manusia minum, hewan ternak minum, tumbuhan tumbuh dan buah-buahan dipanen, madu berkah karena ia menyembuhkan, kuda juga berkah karena ia dipakai untuk jihad dan lainnya, kurma juga berkah karena ia mengandung banyak zat yang diperlukan manusia.
Dari Aqidah al-Muslim fi Dhau`il Kitab was Sunnah, Dr. Said bin Ali bin Wahaf al-Qahthani.
TABARRUK
oleh : Izzudin Karimi
Tabarruk artinya mencari berkah, tabarruk dengan sesuatu berarti menjadikannya sebagai sarana untuk mencari berkah. Satu prinsip yang tidak disangsikan bahwa keberkahan dan kebaikan ada di tangan Allah Ta'ala semata, Allah Ta'ala mengkhususkan sebagian makhlukNya dengan karunia dan keberkahan.
Asal berkah adalah penambahan dan pertumbuhan, kebaikan yang bertambah dan tumbuh disebut dengan berkah. Dalam al-Qur`an kata berkah atau barakah hadir dengan beberapa makna, di antaranya: kelanggengan kebaikan, banyak dan bertambahnya kebaikan serta kelangsungannya.
Perkara-perkara yang berkah
1- Al-Qur`an al-Karim
Kitab ini adalah kitab yang mubarak, Allah Ta'ala menyatakannya demikian di beberapa ayat al-Qur`an, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (Shaad: 29). Mubarak artinya banyak berkah dan banyak kebaikan, hal itu karena ia mengandung kebaikan dunia dan akhirat, mencari berkah dari al-Qur`an dengan membacanya, memahaminya dan selanjutnya membenarkan atau melaksanakannya.
2- Rasulullah saw
Allah Ta'ala menjadikan Rasulullah saw pebuh berkah. Berkah beliau terbagi menjadi dua:
A- Berkah maknawi, hal ini melalui risalah beliau di dunia dan akhirat bagi siapa yang mengikuti beliau, karena Allah Ta'ala mengutus beliau sebagai rahmat bagi alam semesta, dengan beliau Allah Ta'ala mengentaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya, kepada beliau Allah menurunkan agama yang lurus namun mudah.
B- Berkah nyata, hal ini terbagi menjadi dua bentuk: Pertama, berkah dalam bentuk mukjizat yang menakjubkan yang menunjukkan kebenaran beliau. Kedua, berkah pada diri beliau dan bekas-bekas beliau semasa hidupmnya.
Mengambil berkah kepada diri Nabi saw hanya berlaku ketika beliau masih hidup dan khusus untuk beliau semata, selain Nabi saw tidak disamakan dengan Nabi saw dalam perkara ini, hal ini ditunjukkan oleh para sahabat yang tidak melakukan apa yang mereka lakukan kepada Nabi saw terhadap selain Nabi saw seperti Abu Bakar dan Umar.
3- Tempat dan waktu berkah
Seperti tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Adapun zaman maka ia seperti bulan Ramadhan, malam lailatul qadar, hari Senin dan Kamis, sepuluh pertama Dzul Hijjah, hari Jum’at, sepertiga malam yang akhir dan lainnya.
Satu hal yang patut diperhatikan adalah bahwa keberkahan dari semua itu hanya dicari dengan cara-cara yang syar'i, cara-cara yang dituntunkan oleh Rasulullah saw.
Benda-benda berkah
Seperti air Zam-zam, air hujan karena dengan hujan manusia minum, hewan ternak minum, tumbuhan tumbuh dan buah-buahan dipanen, madu berkah karena ia menyembuhkan, kuda juga berkah karena ia dipakai untuk jihad dan lainnya, kurma juga berkah karena ia mengandung banyak zat yang diperlukan manusia.
Dari Aqidah al-Muslim fi Dhau`il Kitab was Sunnah, Dr. Said bin Ali bin Wahaf al-Qahthani.
0 komentar:
Posting Komentar